» » Olahraga Dalam Pondok Pesantren Al Abror Metro

Olahraga Dalam Pondok Pesantren Al Abror Metro

Penulis By on March 4, 2017 |


بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Peran Pondok Pesantren Al Abror Metro untuk meningkatkan  sumber daya manusia sudah berlangsung sejak lama. Proses pendidikan di Indonesia tidak hanya dilakukan oleh sistem persekolahan,  tetapi juga oleh pondok pesantren dan madrasah. 
 
Pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan  agama Islam yang mayoritas terdapat di pedesaan dan peserta didik pada umumnya adalah masyarakat pedesaan, namun hal itu berkembang dalam dua dasawarsa terakhir, yang dibuktikan dengan banyak berdirinya Pesantren di perkotaan dan banyak masyarakat kota menuntut ilmu di Pondok Pesantren.

Kata pesantren itu sendiri berasal dari kata santri (bahasa Indonesia), tempat orang berkumpul  untuk belajar agama Islam atau mengaji. Unsur penting yang ada di pesantren adalah Kyai sebagai sentral figur, masjid sebagai tempat sentral kegiatan, santri dan tempat tinggal santri yang  dikenal dengan pondok,  pengajaran kitab-kitab kuning dan ilmu lainnya.

Sejak  zaman penjajahan Lembaga pendidikan (Islam) ini telah mampu mempertahankan eksistensinya dan  selalu  berkembang, lebih dari 27,465 (data KEMENAG 2011) Pondok Pesantren di Indonesia.  Bahkan keberadaan pondok pesantren semakin kokoh  karena undang-undang juga memberikan pengakuan atas kesetaraannya dengan lembaga pendidikan sekolah lainnya dan tempatnya bukan hanya di pedesaan, namun sekarang telah banyak didirikan di kota-kota besar.
 Hasil gambar untuk olahraga dalam pondok pesantren
Lembaga pendidikan Pondok Pesantren  tumbuh, berkembang dan selalu  berbenah diri, dan siap menghadapi persaingan dan gempuran sosial budaya, maka tak heran seiring perkembangan Ilmu Pengetahuan, lembaga in  meningkatkan kemampuannya  berkompetisi  untuk maju (competitive advantages). 

Peningkatan  organisasi pembelajaran dilakukan demi keberhasilan pesantren, sehingga  mampu berkembang  di tengah  kehidupan modern,  baik pesantren yang dikelola oleh perorangan, keluarga ataupun  badan hukum yayasan. Berkembang di tengah kehidupan budaya sosial yang modern, namun dapat mempertahankan nilai-nilai agama dalam mendidikan para kader-kader ummat di masa mendatang.
 
Dibutuhkan  visi dan misi serta komitmen para pengelola pondok pesantren sehingga  organisasi ini semakin berkualitas dan menjadi lembaga pendidikan yang diminati masyarakat,  dengan  beragam fasilitasnya,  beragam kegiatan, menjadi lembaga yang tidak mahal namun menjadi tren pendidikan di Indonesia.

  1. A.   Olahraga di Pondok Pesantren

Ajaran Islam ternyata begitu lengkap dan sempurna. Bahkan olahragapun disunnahkan oleh Nabi Muhammad SAW seperti olahraga berenang, memanah, berlari, berkuda, bergulat, dan sebagainya. 

 Olahraga bertujuan untuk menjadikan manusia sehat dan kuat. Dalam Islam, sehat dipandang sebagai nikmat kedua terbaik setelah Iman. Selain itu, banyak ibadah dalam Islam membutuhkan tubuh yang kuat seperti shalat, puasa, haji, dan juga jihad.

Pondok Pesantren sangat mendorong para santri untuk mengikuti kegiatan olahraga. Olahraga merupakan kegiatan yang sangat digemari santri, karena dengan olahraga santri dapat mengembangkan bakat yang dimilikinya. Selain itu olahraga juga dapat mempererat persahabatan antar santri.

Mayoritas Pondok pesantren menjadi pusat pengembangan olahraga, karna memiliki fasilitas yang memadai, keberadaannya berpengaruh pada masyarakat sekitar.

Maka,  jika pondok pesantren mengembangkan olahraga, masyarakat sekitarnya juga akan terdorong dan termotivasi mengikuti.


  1. B.   Komponen Pendukung Olahraga di Pondok Pesantren

Kegiatan di pondok pesantren berlangsung selama 24 jam dan  berasrama, hal ini merupakan komponen pendukung untuk guru, santri dan karyawan dalam berolahraga. Mereka dapat berolahraga pada pagi, sore dan malam. Komponen pendukung olahraga yang lain adalah seluruh fasilitas olahraga berada di dalam kampus.

Kendala Olahraga di Pondok Pesantren

Kendala yang dihadapi pesantren dalam pembinaan olahraga adalah kurangnya sarana  prasarana dan infrastruktur lapangan dan alat olahraga. Kendala lain yang dihadapi adalah kurangnya pelatih olahraga yang propesional yang dapat meningkatkan prestasi santri.


Olahraga sebagai kegiatan ekstrakurikuler

Seluruh kegiatan santri diatur oleh pengurus organisasi santri Al Abror Metro yang dibimbing oleh Pengasuhan Santri Al Abror Metro,  membimbing, mengarahkan dan mengawal seluruh kegiatan santri selama 24 jam yang dilaksanakan di lingkungan pesantren.  Semua aktivitas santri selalu  menerapkan  disiplin dan tata tertib yang tinggi  dengan memberikan sistem hadiah (reward) dan hukuman (punishment)  bagi  para santri.

Disiplin, merupakan pendidikan yang sangat penting  di Pondok Pesantren Al Abror Metro, agar para santri dapat hidup teratur, menghormati satu sama lainnya, dan mengoptimalkan pendidikan karakter di kalangan para santri.

Melalui disiplin yang tinggi  diharapkan  akan melekat dalam  kehidupan keseharian santri karena  kelak mereka  akan memimpin bangsa ini dengan penuh kedisiplinan. Penghargaan (reward) dan hukuman (punishment) sudah  sepatutnya menjadi bagian karakter para  santri, bila  ada santri  yang  melanggar maka akan mendapatkan hukuman  dan sebaliknya, bila para  santri  dapat mentaati peraturan dengan baik apalagi berprestasi mereka akan  memperoleh penghargaan.

Olahraga merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh santri. Setiap santri wajib memilih  ekstrakurikuler olahraga. Kegiatan olahraga diadakan pada pagi hari setelah sholat Subuh dan sore hari setelah sholat Ashar ataupun pada malam hari saat libur pengajaran.

Adapun olahraga yang ada di Pondok Pesantren Darunnajah sebagai berikut (dari 26 ekstrakurikuler) :
1)     Sepak bola
2)     Futsal
3)     Volly
4)     Basket
5)     Rugby
6)     Bulutangkis
7)     Renang
8)     Senam
9)     Tenis meja
10)  Takraw
11)  Gymnastic
12)  Silat

  1. 2.  Pekan Olahraga Seni dan Pramuka (PORSEKA)

Telah menjadi sunnah/tradisi Pondok Pesantren Darunnajah, setiap awal tahun diadakan Khutbatul ‘Arsy. Khutbatul ‘Arsy adalah khutbah pimpinan pesantren kepada santri agar santri mengerti dan mengenal tentang pesantrennya, sehingga dapat belajar dengan tekun dan disiplin.

Dalam kegiatan Khutbatul Arsy santri lama maupun baru akan saling mengenal, bahkan bakat masing-masing santri akan diketahui dengan diadakannya Pekan Olahraga Seni dan Pramuka (PORSEKA). Pada kegiatan PORSEKA seluruh ekstrakurikuler olahraga dilombakan.

  1. 3.  Penggagas Pekan Olahraga dan Seni antar Pondok Pesantren Tingkat Nasional (POSPENAS)

Sejarah Pekan Olahraga dan Seni Antar Pondok Pesantren Tingkat Nasional (POSPENAS) dicikalbakali penyelenggaraan PORSENI (Pekan  Olahraga dan Seni) antar Pondok Pesantren se – Jawa di Pondok Pesantren Darunnajah, Ulujami, Jakarta Selatan tahun 1999, acara yang awalnya hanya disiapkan untuk 350 peserta, menimbulkan antusias menjadi 1500 peserta, dan menimbulkan pemikiran agar dijadikan event  bertarap nasional secara reguler tiap 2 (dua) tahun.

Dorongan Departemen Pemuda dan Olahraga kala itu, disambut baik oleh para kanwil Depag se Jawa dan Bali dengan musyawarah bersama dan memberikan komitmen bersama untuk mengembangkan pembinaan olahraga di kalangan Pesantren melalui ajang Pekan Olahraga bertaraf nasional.

Pospenas pertama kalinya secara resmi diselenggarakan pada tahun 2001, di Jawa Barat, diikuti 2.668 olahragawan, seniman & official seluruh provinsi dan dibuka oleh Mendiknas, A. Malik Fadjar.
Adapun tujuan diselenggarakannya POSPENAS adalah:
  1. Memupuk dan meningkatkan rasa persatuan, persahabatan dan persaudaraan antar santri
  2. Meningkatkan minat olahraga dan seni bagi santri guna meningkatkan kesehatan/kesegaran  jasmani dan rohani, mengembangkan kreatifitas, membangun disiplin dan sportifitas santri
  3. Menunjang usaha pemerintah dalam meningkatkan prestasi olahraga dan seni-budaya nasional
  4. Sebagai evaluasi dan tolok ukur keberhasilan pembinaan olahraga dan seni santriwan dan santriwati Pondok Pesantren
Alhamdulillah, kegiatan POSPENAS dalam sepuluh tahun terakhir memberikan angin segar bagi para santri, guru dan pengasuh Pondok Pesantren untuk lebih memperhatikan, melibatkan, memprioritaskan dan meningkatkan kualitas olahraga dan seni di lingkungan Pondok Pesantren.

Beberapa kali pelaksanaan POSPENAS di Indonesia, telah memberikan pengalaman yang berharga untuk meningkatkan sportifitas yang jujur di kalangan masyarakat olahraga dan pemerintah. Memang awal pelaksanaan POSPENAS disemarakkan dengan fenomena menitik beratkan pada bagaimana setiap daerah memperoleh kemenangan dan prestasi, banyak cara setiap propinsi yang dilakukan dari yang wajar sampai kepada mengesampingkan sunnah-sunnah yang telah dibangun di lingkungan kehidupan Pondok Pesantren.

Mereka lupa akan tujuan awal diadakan POSPENAS adalah untuk membina para olahragawan di lingkungan Pondok Pesantren. Titik berat pembinaan kepada para olahragawan para santri banyak terabaikan dikarnakan timbul dominasi fenomena tujuan memperoleh kemenangan secara nasionallebih diutamakan.

Sebaiknya, hal ini dievaluasi oleh kalangan KEMENPORA maupun KEMENAG agar mengembalikan tujuan awal diadakannya POSPENAS yakni membina para santri dalam olahraga, mengadakan ajang acara lomba tingkat nasional dan mencetak kader-kader olahraga yang hadir dari kalangan santri berkualitas di lingkungan Pondok Pesantren.

Apapun hasil yang diraih oleh para santri akan lebih baik di mata masyarakat dan ummat ketimbang memperoleh dengan berbagai cara namun melupakan tujuan awal diadakannya kegiatan tersebut.

Pembinaan kepada para olahragawan di kalangan santri bisa dilakukan dengan pendekatan pengadaan fasilitas olahraga, pengadaan sumberdaya manusia maupun pendekatan lainnya.

Penutup
Pondok pesantren menjadi tempat penggemblengan kader-kader bangsa yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan, sekaligus pusat pencerahan bagi kehidupan masyarakat sekelilingnya. Untuk itu peran strategis yang dijalankan para ulama dan Pondok Pesantren harus terus ditingkatkan dan difasilitasi pemerintah.

Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan kompherensif yang menjalankan aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), hingga psikomotorik (keterampilan). Dengan konsep pendidikan dan pengajaran itu, pondok pesantren mampu menghadirkan SDM berkualitas. Lembaga ini tidak hanya menekankan prestasi pengajaran, tapi menitikberatkan para prestasi pendidikan dan pengajaran. Apalah artinya nilainya bagus namun tidak didukung oleh akhlak/karakter yang terpuji.

Kondisi saat ini, semakin terlihat dan mendapat tempat di mata masyarakat, karena pondok pesantren menggembleng santri mereka dengan keseimbangan antara Intellectual Quotient (IQ), Emotional Quotient (EQ) serta Spiritual Quotent (SQ). Karena itu, tidak heran jika SDM yang dihasilkan mampu menjadi agen perubahan di tengah masyarakat.

Pondok Pesantren juga menjalankan fungsi dinamisator sekaligus stabilisator kehidupan bermasyarakat, juga sebagai pelaksana berbagai kegiatan bidang sosial , olahraga dan ekonomi, baik sebagai upaya pengembangan pesantren maupun penggerak pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat. Tentunya hal tersebut akan menuai hasil optimal jika pondok pesantren diberi kesempatan dan mampu memadukan nilai religius dengan nilai-nilai modern, meningkatkan profesionalisme, serta penguasaan ilmu pengetahuan , olahraga maupun teknologi.

Olahraga merupakan hal yang sangat diperhatikan dalam kehidupan harian di llingkungan Pondok Pesanten. Para pengasuh pesantren melihat bahwa olahraga merupakan alat untuk menanamkan kesehatan jasmani, menanamkan Panca Jiwa; Keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian, ukhuwah Islamiyah dan Kebebasan berekspresi, selain itu juga olahraga merupakan ajang aktualita masa remaja dalam prestasi.



Baca Juga Artikel Terkait Lainnya